Pjs Wako Minta Tingkatkan Pemantauan Pengobatan dan pencegahan Penyebaran TBC di Bukittinggi
Bukittinggi MataJurnalist.com_ Pjs Wali Kota Bukittinggi gelar rapat bersama Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, di BCC, Rabu 13 November 2024. Rapat dilaksanakan untuk membahas terkait penanganan Tubercolosis (TBC).
Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi, Linda Faroza, menyampaikan, hingga November 2024, sdh ditemukan 735 org penderita positif TBC, yg mana penemuan tsb berasal dari 7 puskesmas di kota Bukittinggi, 4 RS serta dari beberapa klinik & praktek dokter yg berada di Kota Bukittinggi.
Dari jumlah yg positif tsb 80% diantaranya sdh dalam pengobatan . 20% nya sdg dilakukan penyuluhan dan edukasi oleh tenaga kesehatan dalam mempersiapkan pasien segera memakan obat yg telah tersedia di puskesmas.
Puskesmas harus melakukan penjaringan terhadap kontak erat, yaitu 1 penderita TBC harus di lakukan skrining kepada minimal 8 orang yang perkontak dengan penderita TBC tsb.
Untuk memastikan pasien memakan obat, ditunjuk 1 orang pemantauan makan obat ( PMO) oleh puskesmas pada wilayah kerja masing masing. Karena, pasien TBC, harus mengkonsumsi obat secara teratur, sesuai dengan Permenkes serta makan makanan yang bergizi, berprilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) ungkap Linda.
Pjs Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar Rustam, mengapresiasi upaya penurunan TB di Kota Bukittinggi. Intensitas penanggulangan TB harus ditingkatkan, termasuk sosialisasi, Edukasi kepada masyarakat, bagaimana bahaya TB dan penularannya.
“Harus ada aksi nyata kita, agar masyarakat tahu bahaya TB. Harus ada upaya nyata kita untuk pencegahan TB ini,” tegasnya.
Pjs Wako juga mengajak DKK dan Puskesmas dan jajarannya segera turun ke lapangan, berikan layanan kesehatan door to door. Khususnya bagi penderita TB, untuk memastikan rutinitas minum obat. DKK berserta Puskesmas harus lakukan penyuluhan atau pemahaman kepada masyarakat yang kontak erat dengan penderita TB ini, untuk meminimalisir penyebarannya.
“Segera kita laksanakan turun ke lapangan layanan door to door, kita himbau mereka untuk rutin meminum obat, agar lepas dari penyakit TB. TB bukan lah penyakit yang menakutkan. TB dapat disembuhkan, kita rubah paradigma masyarakat kita tentang penyakit ini. Optimalisasi pemantauan pengobatan dan pencegahan penyebaran TBC ini harus dilakukan pungkasnya.***
Pewarta : sutan mudo
Posting Komentar