GUO9GpGoBSrpBUW9TSG0TUApTA==

RSAM Bukittinggi Resmi Menjadi Rumah Sakit Kelas A, Komitmen Tingkatkan Layanan Profesional dan Humanis

Bukittinggi MataJurnalist.com_Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi resmi ditetapkan sebagai rumah sakit Kelas A oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Status tertinggi dalam sistem klasifikasi rumah sakit nasional ini menandai peningkatan signifikan kapasitas dan kualitas layanan RSAM dalam bidang pelayanan medis, pendidikan, dan riset kesehatan.

Peresmian status Kelas A RSAM dilakukan pada Rabu (25/6), dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Yessi Endriani, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Bupati Agam Benny Warlis, Kepala Cabang Bank Nagari Bukittinggi Henry Suhairi, serta jajaran pejabat organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumbar.

Kenaikan status tersebut didasarkan pada Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Nomor: 20042200210390003, yang telah ditetapkan sejak 19 Juni 2025.

"Alhamdulillah, pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM), serta dukungan dari berbagai pihak yang tak henti-hentinya memberikan kontribusi. Sejak tahun 2019, RSAM telah menyandang status sebagai rumah sakit Tipe B Satelit Pendidikan. Sebelumnya, RSAM bahkan pernah berada pada status Tipe C, sebelum akhirnya bertahan sebagai rumah sakit Tipe B selama kurang lebih 42 tahun.

Kini, dengan izin Allah dan upaya bersama, RSAM resmi ditetapkan sebagai rumah sakit Kelas A. Penetapan ini diberikan setelah RSAM dinilai telah memenuhi seluruh persyaratan administratif dan teknis yang ditetapkan, mulai dari kelengkapan infrastruktur, kualitas pelayanan medis, hingga kompetensi sumber daya manusia. Status Tipe A ini berlaku untuk periode 2025 hingga 2030 mendatang.

Semoga ke depan, kualitas layanan dan fasilitas di RSAM dapat terus ditingkatkan, hingga mampu bertransformasi menjadi rumah sakit bertaraf internasional," ujar Direktur Utama RSAM, drg. Busril

Dengan penetapan ini, RSAM menjadi rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pertama yang berhasil meraih status Kelas A menunjukkan kapasitasnya sebagai pusat rujukan tertinggi, lengkap dengan layanan spesialis dan subspesialis.

Busril menegaskan, kenaikan kelas ini menjadi momentum penting bagi RSAM untuk terus memperkuat transformasi layanan rumah sakit, yang berorientasi pada mutu, keselamatan pasien, serta pelayanan yang cepat, ramah, dan manusiawi.

"Kami akan membangun sistem manajemen rumah sakit yang transparan dan efisien, memperkuat sumber daya manusia, melengkapi fasilitas medis, serta menstandarisasi ruang-ruang perawatan agar sesuai dengan standar nasional maupun internasional," katanya.

Selain itu, RSAM juga terus menambah unit layanan strategis, salah satunya Unit Hemodialisa yang kini siap melayani pasien gagal ginjal kronis yang memerlukan terapi cuci darah secara berkala.
Direktur Utama RSAM (Rumah Sakit Achmad Mochtar) Bukittinggi drg. Busril, MPH

Busril menekankan bahwa peningkatan status ini bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar.

“Menjadi Kelas A bukan hanya tentang administratif, tetapi juga tentang komitmen moral untuk terus memperbaiki layanan, memperkuat integritas, dan menghadirkan harapan bagi setiap pasien. Mari jadikan pencapaian ini sebagai semangat baru untuk tumbuh dan melayani dengan hati,” ujarnya.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi turut memberikan apresiasi tinggi atas percepatan pencapaian status Kelas A ini, yang menurut rencana awal baru ditargetkan tercapai pada tahun 2026.

“Saya sangat mengapresiasi kinerja Direktur RSAM, seluruh tenaga medis, dan staf operasional. Capaian ini menunjukkan keseriusan dan kerja keras yang luar biasa. Harapan saya, seluruh rumah sakit di Sumatera Barat bisa meniru komitmen ini untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Mahyeldi.

Ia juga menegaskan pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan, termasuk menjaga agar satu dokter fokus melayani di satu fasilitas untuk menjamin mutu dan ketersediaan layanan.

“Pelayanan prima dan keramahan harus menjadi wajah rumah sakit kita. Jangan sampai ada keluhan pasien yang merasa tidak terlayani. Kita harus buat masyarakat percaya bahwa rumah sakit di sini bisa memberikan yang terbaik, sehingga tak perlu lagi berobat ke luar negeri,” tegas Mahyeldi.

Pemerintah Provinsi, lanjut Mahyeldi, juga mendorong keterlibatan program bantuan seperti dari BAZNAS atau CSR perusahaan untuk mendukung pelayanan bagi pasien kurang mampu, agar prinsip keadilan dan kemanusiaan tetap terjaga di setiap pelayanan kesehatan, pungkasnya.

Pewarta : sutan mudo 

Komentar0

Type above and press Enter to search.