GUO9GpGoBSrpBUW9TSG0TUApTA==

Strategi IHSA Dorong Homestay “Naik Kelas” agar Lebih Kompetitif dan Berdaya Saing

Wakil Ketua Umum IV Bidang Penelitian dan Perencanaan Indonesia Homestay Association (IHSA), Subari.

Bukittinggi, MataJurnalist.com_Menjadikan homestay “naik kelas” berarti meningkatkan kualitas layanan, fasilitas, serta daya tarik agar lebih kompetitif, mampu menarik lebih banyak tamu, sekaligus menaikkan harga sewa. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum IV Bidang Penelitian dan Perencanaan Indonesia Homestay Association (IHSA), Subari, saat dikonfirmasi Minggu (17/8/2025).

Menurut Subari, terdapat sejumlah langkah strategis yang bisa ditempuh oleh pemilik homestay agar mampu bersaing di tengah ketatnya industri pariwisata.

(1). Tingkatkan Standar Fasilitas Dasar
Homestay harus memenuhi standar kebersihan kamar, kamar mandi, dapur, dan area umum. Tempat tidur yang nyaman dengan kasur empuk, sprei berkualitas hotel, serta bantal yang layak menjadi keharusan. Kamar mandi idealnya dilengkapi air panas, perlengkapan mandi, dan toilet bersih. Koneksi internet stabil, serta fasilitas AC atau ventilasi alami yang memadai, kini juga menjadi standar penting.

(2). Desain Interior & Eksterior yang Menarik
“Homestay sebaiknya memiliki karakter,” jelas Subari. Pemilik bisa memilih tema desain, seperti rustic, minimalis, atau tradisional lokal. Renovasi kecil seperti cat baru, pencahayaan hangat, serta dekorasi lokal akan memberi kesan mewah. Unsur budaya lokal seperti kerajinan tangan atau ornamen tradisional juga bisa memperkuat identitas homestay.

(3). Peningkatan Layanan dan Keramahan
Pelayanan menjadi faktor utama kenyamanan tamu. Pemilik maupun staf homestay perlu dilatih agar ramah, responsif, dan profesional. Menyediakan sarapan tradisional, minuman selamat datang, hingga layanan tambahan seperti antar-jemput, laundry, penyewaan kendaraan, atau tur lokal akan menjadi nilai lebih.

(4). Pemanfaatan Teknologi dan Digitalisasi
Di era digital, kehadiran homestay di berbagai platform pemesanan online seperti Booking.com, Airbnb, Traveloka, hingga Agoda sangat penting. Media sosial seperti Instagram dan TikTok juga efektif untuk promosi dengan dukungan foto serta video profesional. “Tanggapi setiap ulasan dengan sopan, serta lakukan perbaikan dari kritik yang diberikan tamu,” tambah Subari.

(5). Bangun Daya Tarik Unik
Homestay kini tidak hanya sekadar tempat menginap, tetapi juga sarana untuk “mengalami budaya.” Pengalaman khas seperti kelas memasak makanan lokal, tur ke sawah, atau kerajinan tangan dapat menjadi daya tarik utama. Kolaborasi dengan komunitas lokal juga bisa memperkuat pengalaman autentik bagi wisatawan.

(6). Strategi Penetapan Harga
Setelah layanan dan fasilitas meningkat, harga bisa dinaikkan secara bertahap. Pemilik homestay dapat menawarkan paket menarik, misalnya menginap dua malam disertai sarapan dan tur desa. Penyesuaian harga juga bisa dilakukan berdasarkan musim liburan, serta dengan membandingkan tarif kompetitor.

(7). Bangun Reputasi dan Ulasan Positif
Review dari tamu sangat memengaruhi kepercayaan calon pengunjung. Subari mendorong agar pemilik meminta tamu meninggalkan ulasan jujur dan positif di platform online. Reputasi yang baik akan mendatangkan tamu baru sekaligus menjaga loyalitas pengunjung lama.

(8). Ikuti Pelatihan dan Sertifikasi
Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah peningkatan kapasitas melalui program sertifikasi berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment). Selain itu, pemilik juga perlu mengikuti pelatihan yang diselenggarakan dinas pariwisata, asosiasi homestay, maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat.

“Dengan strategi yang tepat, homestay tidak hanya sekadar tempat bermalam, tapi juga mampu menjadi bagian dari pengalaman wisata yang berkesan bagi setiap tamu,” pungkas Subari.***

Pewarta : sutan mudo 

Komentar1

  1. Terima kasih Bang, sudah mengangkat artikel homestay, semoga bermanfaat utk kawan2 pengelola homestay

    BalasHapus

Type above and press Enter to search.