Anggota DPRD Kota Bukittinggi, Vina Kumala.
Bukittinggi MataJurnalist.com_Anggota DPRD Kota Bukittinggi, Vina Kumala, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kota Bukittinggi, khususnya warga Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Guguak Panjang, terkait belum terealisasinya seluruh janji dan usulan yang disampaikan saat masa pencalonan legislatif.
Permohonan maaf tersebut disampaikan Vina kepada awak media usai kegiatan reses anggota DPRD yang digelar di halaman Kantor Camat Guguak Panjang, Jumat (19/12/2025).
Pada saat itu, Vina Kumala menjelaskan, belum terealisasinya sejumlah usulan masyarakat disebabkan oleh pemangkasan dana pokok pikiran (pokir) anggota dewan hingga 50 persen.
“Saya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kota Bukittinggi, khususnya warga dapil saya. Mungkin tidak semua usulan dan janji dapat terpenuhi karena anggaran dana pokir dipangkas hingga 50 persen,” ujar Vina.
Vina menjelaskan, dana pokir merupakan hak seluruh anggota DPRD yang terpilih. Namun, dengan kondisi keuangan daerah yang terbatas, para legislator harus memahami dan menerima kebijakan tersebut.
“Kita harus maklum dengan kondisi keuangan daerah. Bahkan di Sumatera Barat, dari 19 kabupaten dan kota, ada daerah yang dana pokirnya nol. Jadi, ketika kita masih mendapatkan 50 persen pada tahap pertama ini, tentu harus kita syukuri,” jelasnya.
Menurutnya, dengan keterbatasan anggaran tersebut, anggota DPRD harus lebih selektif dalam menentukan prioritas penggunaan dana pokir, terutama di daerah pemilihannya masing-masing.
“Dana pokir itu bisa dialokasikan untuk infrastruktur, hibah, maupun kegiatan lainnya. Maka yang kita lihat adalah mana yang paling dibutuhkan masyarakat. Jika infrastruktur yang paling mendesak, maka itu yang diprioritaskan,” katanya.
Vina menegaskan bahwa janji-janji kepada masyarakat bukan dihapus, melainkan ditunda dan akan menjadi prioritas pada tahun anggaran berikutnya apabila kondisi keuangan daerah memungkinkan.
“Baik pemotongan 70 persen, 50 persen, atau 20 persen, itu harus kita terima sesuai kondisi. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengubah pola pendekatan dan tetap hadir di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Pada saat itu juga, Vina Kumala berharap masyarakat dapat memahami bahwa keterbatasan tersebut bukanlah kehendak pribadi anggota DPRD, melainkan akibat dari situasi keuangan daerah, katanya.
“Janji itu memang sudah kami buat, dan mudah-mudahan masyarakat bisa memahami bahwa kondisi ini bukan kami yang ciptakan, tetapi keadaan keuangan daerah yang mengharuskan demikian,” tambahnya.
Vina juga menyebutkan beberapa kebutuhan mendesak di wilayah Guguak Panjang, seperti di kawasan Bukit Apit, yang membutuhkan pembangunan infrastruktur, sumur resapan akibat genangan air, serta program bedah rumah.
“Kita akan fokus pada infrastruktur dan perbaikan permukiman yang benar-benar dibutuhkan masyarakat,” pungkasnya.***
Pewarta : sutan mudo



Komentar0