GUO9GpGoBSrpBUW9TSG0TUApTA==

KKN UNAND Mendemonstrasikan TeknikPetani Nagari Tebing Tinggi Kenal Teknologi Hidroponik & Biochar, Dorong Kemandirian dan Ketahanan Pangan

KKN UNAND Kepada Petani Nagari Tebing Tinggi Dharmasraya.

Dharmasraya, MataJurnalist.com_ Inovasi pertanian berkelanjutan mulai menampakkan hasil nyata di Nagari Tebing Tinggi. Melalui kegiatan bertajuk “Demonstrasi Terpadu: Hidroponik & Biochar untuk Ketahanan dan Kemandirian Kelompok Tani”, para petani dan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) diperkenalkan pada dua teknologi pertanian modern yang menjanjikan produktivitas tinggi sekaligus ramah lingkungan.

Kegiatan berlangsung di kebun sawit milik KSP Usaho Bundo, Jorong Batang Tabek, pada Rabu (tanggal sesuai agenda), dimulai pukul 13.00 WIB hingga sore hari. Peserta yang hadir meliputi kelompok tani, KWT, pengurus koperasi, Badan Musyawarah (Bamus), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan masyarakat sekitar yang antusias mempelajari inovasi pertanian modern.

Praktik Langsung dan Aplikasi Nyata
Tidak hanya sebatas teori, demonstrasi ini langsung melibatkan peserta dalam praktik instalasi sistem hidroponik, pembuatan biochar dari limbah pertanian, serta penanaman sayuran seperti selada dan pakcoy. Selain itu, peserta juga mendapat pelatihan cara monitoring pertumbuhan tanaman serta evaluasi hasil panen sebagai bagian penting dari proses pembelajaran.

Salah seorang peserta, Rusli, yang merupakan anggota kelompok tani, mengaku mendapat motivasi baru dari kegiatan ini.

“Dulu kami hanya bertani secara tradisional. Setelah belajar hidroponik, saya percaya diri mencoba teknik ini di rumah. Panennya cepat dan bersih, semoga bisa jadi tambahan penghasilan keluarga,” ungkapnya penuh semangat.

Teknologi Tepat Guna untuk Lahan Sempit
Hidroponik dikenal sebagai metode menanam tanpa tanah dengan media inert seperti rockwool atau perlit dan larutan nutrisi terkontrol seperti AB-Mix. Metode ini cocok untuk pekarangan sempit, bahkan bisa diaplikasikan di teras rumah atau greenhouse. Selain efisien dan minim hama, hidroponik menghasilkan sayuran yang higienis dan bernilai jual tinggi.
Sementara itu, biochar adalah arang biomassa yang dihasilkan melalui proses pembakaran tanpa oksigen (pirolisis). Pada kegiatan ini, biochar dibuat dari tandan kosong sawit (tankos) yang melimpah di Nagari Tebing Tinggi. Biochar memiliki pori-pori halus yang mampu menahan air dan nutrisi, memperbaiki struktur tanah, dan menjadi habitat mikroba baik seperti Phosphate Solubilizing Bacteria (PSB) yang berperan penting dalam kesuburan lahan.

Teknologi biochar tidak hanya meningkatkan produktivitas tanah, tetapi juga berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi karbon dan memanfaatkan limbah pertanian yang selama ini terbuang.

Penguatan Kapasitas dan Kemandirian Petani
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan petani dalam mengadopsi teknologi modern untuk mengatasi tantangan lahan sempit dan perubahan iklim. Dengan teknologi hidroponik dan biochar, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan produksi hortikultura, memperkuat ketahanan pangan lokal, dan membuka peluang usaha baru berbasis rumah tangga.

“Kami ingin kegiatan ini tidak berhenti pada demonstrasi saja, tetapi benar-benar ditiru dan diterapkan oleh petani di Nagari Tebing Tinggi maupun daerah lainnya,” ungkap Amelia Fitri dari Agroteknologi UNAND, yang bersama Anindya Putri dari Agroekoteknologi UNAND menjadi penanggung jawab program kerja tersebut.

Ke depan, kegiatan serupa akan terus dikembangkan dan direplikasi ke nagari-nagari lain, sehingga semakin banyak petani yang berdaya, mandiri secara ekonomi, dan ramah lingkungan melalui pemanfaatan teknologi tepat guna.

Pewarta: Ghifar Al Farabi (Mg)

Komentar0

Type above and press Enter to search.