24 C
id

Tradisi Balimau dan Kebersamaan IKTR Bukittinggi Bersatu Menyambut Ramadhan

Bukittinggi, matajurnalist.com_Menyambut bulan suci Ramadhan 1445 H/2024 M, Ikatan Keluarga Tanjung Raya (IKTR) Bukittinggi Bersatu mengadakan perjalanan wisata religi yang unik. Menggabungkan tradisi balimau, wisata alam, dan kebersamaan, kegiatan ini menjadi momen istimewa bagi para pengurus dan anggota.

Perjalanan dimulai pada Minggu (25/2) dengan tujuan Danau Ateh dan Danau Bawah di Alahan Panjang Kabupaten Solok. Rombongan yang terdiri dari 47 orang ini menikmati pemandangan alam di kebun teh dan mandi air hangat di Solok.

Tradisi Balimau dan Maknanya, Tradisi balimau merupakan tradisi mandi bersama yang dilakukan masyarakat Minangkabau sebelum memasuki bulan Ramadhan. Tradisi ini dipercaya dapat membersihkan diri secara lahir dan batin, serta mempererat tali silaturahmi.

"Ritual balimau ini tidak hanya dipercaya untuk menyucikan diri sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, tetapi juga menjadi cara untuk membangun kebersamaan dan rasa saling menghargai antar pengurus dan anggota keluarga besar IKTR Bukittinggi Bersatu," ujar Zakirman, Dewan Pembina IKTR Bukittinggi Bersatu.

Manfaat Tradisi Balimau, Selain makna spiritual, tradisi balimau juga memiliki manfaat kesehatan. Mandi di tempat pemandian umum seperti yang dilakukan rombongan IKTR Bukittinggi Bersatu di pemandian air hangat Solok, membantu membersihkan tubuh dan memperbaiki kesehatan kulit.

"Mandi bersama dengan tempat terpisah perempuan dan laki-laki, juga dapat memperkuat rasa persaudaraan antar pengurus dan anggota IKTR Bukittinggi Bersatu," tambah Zakirman.

Ketua Sektor IKTR Bukittinggi Bersatu, Drs. Epiwandi, mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan ini.

Perjalanan wisata religi ini menjadi momen istimewa bagi IKTR Bukittinggi Bersatu untuk mempererat tali silaturahmi, menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita, dan menikmati keindahan alam bersama-sama.

"Perjalanan wisata religi ini hanya sepertiga dari rombongan sebanyak 47 orang yang terdiri dari 25 sektor yang ada di Kota Bukittinggi sekitarnya mengikuti perjalanan wisata religi, sedangkan anggota atau warga yang lain dikarenakan kesibukan dan kegiatan lainnya seperti berdagang, tidak dapat mengikutinya, semoga selamat pergi dan kembali ke rumah masing-masing," pungkas Epiwandi.***

Pewarta: sutan mudo 
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

- Advertisment -