Opini: Tanggapan Terhadap Tulisan Jeritan dari Handphone Lusuh
![]() |
F. Malin Parmato |
“Kami bukan tak bisa profesional. Kami hanya tak punya akses yang sama. Kami masih dihalangi pintu demi pintu, padahal berita yang kami bawa juga tentang rakyat yang sama."
Tulisan "Jeritan dari Handphone Lusuh" ini adalah sebuah karya jurnalistik yang bukan hanya menyentuh hati, tetapi juga menggugah kesadaran. Ia menyuarakan realitas pahit yang dialami oleh sekelompok kecil jurnalis independen—pejuang informasi yang bekerja dalam keterbatasan, namun tetap teguh menyuarakan suara-suara kecil yang sering diabaikan.
Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas keberanian, kepekaan sosial, dan keteguhan penulis tersebut dalam mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan. Di tengah arus informasi yang serba cepat dan kerap dangkal, tulisan ini hadir sebagai oase empati dan nurani.
Namun dibalik itu, saya juga merasakan keprihatinan yang mendalam. Betapa beratnya jalan yang ditempuh ini, dihadapkan kepada cibiran, keterbatasan alat, dukungan, bahkan pengakuan. Kami seakan berjalan tersisih, padahal apa yang kami perjuangkan adalah kepentingan publik juga, atas nama keadilan, kebenaran, dan suara rakyat kecil.
Ini adalah ironi sebenarnya, entah apa sebabnya sehingga kami terpinggirkan, terbiarkan hanya berkumpul di dalam kelompok-kelompok kecil jurnalis yang juga mengalami nasib yang sama.
Kepada saudara-saudaraku para jurnalis independen, izinkan kami menyampaikan sedikit motivasi:
Luruskanlah niat karena Allah SWT. Jadikan setiap langkah, tulisan, jepretan photo itu sebagai amal ibadah. Teruslah berbuat baik untuk kemanusiaan, untuk membela rakyat yang tak bisa bersuara. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala jerih payah dan pengorbanan kita semua.
Firman Allah SWT:
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ ١٠٥
Dan juga:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ ٧
(QS. Muhammad: 7)
Ingatlah, kerja-kerja kebaikan tidak pernah sia-sia di sisi Allah. Meski mungkin tak mendapat penghargaan duniawi, pahala dan ridha-Nya jauh lebih mulia dan kekal.
Jurnalisme bukan sekadar profesi, tapi jalan perjuangan. Dan bagi para pejuangnya, teruslah berjalan meski sunyi, karena kebenaran selalu punya jalannya sendiri untuk sampai kepada hati yang bersih.
di Sarilamak, Limapuluh Kota
Posting Komentar