Efisiensi Anggaran Pemerintah Pengaruhi Industri Perhotelan, Hotel Santika Bukittinggi Belum Terdampak dan Tidak Melakukan PHK Karyawan
General Manager Hotel Santika, Alik Hidayat, mengucapkan "Semangat," meskipun saat ini sedang dilakukan efisiensi anggaran.
Bukittinggi, MataJurnalist.com_tengah kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah pusat hingga daerah, Hotel Santika Bukittinggi tetap bertahan tanpa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan tetap. Hal ini disampaikan oleh General Manager (GM) Hotel Santika, Alik Hidayat, saat dikonfirmasi pada Minggu (3/5/2025) sore, di Singgalang Sky Lounge Santika Hotel Lantai 9, Jalan Tuanku Nan Rence Kayu Kubu, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
“Sampai saat ini, Hotel Santika belum melakukan PHK terhadap karyawan. Bahkan ketika kegiatan dari kementerian pusat, provinsi, kabupaten, hingga kota menurun karena mengikuti Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran, kami masih bertahan,” ungkap Alik Hidayat.
Ia menjelaskan bahwa dampak dari efisiensi anggaran pemerintah sangat terasa dalam sektor perhotelan, terutama pada segmen meeting, yang biasanya didominasi oleh kegiatan instansi pemerintah. “Sekarang harapan kami banyak bertumpu pada okupansi kamar. Kegiatan meeting memang masih ada, tetapi tidak sebanyak sebelum adanya kebijakan efisiensi ini. Kegiatan dari instansi pemerintah praktis berhenti karena menunggu arahan dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Alik juga menambahkan, apabila nantinya pemerintah pusat membuka kembali blokir anggaran secara menyeluruh yang saat ini disebut-sebut baru sekitar 50 persen maka pelaku industri perhotelan, termasuk Hotel Santika, berharap dapat kembali meraih pasar dari kegiatan-kegiatan pemerintahan.
“Market dari pemerintah itu sangat besar, bisa 40 sampai 60 persen, bahkan untuk beberapa hotel kontribusi pemerintah bisa sampai 90 persen. Kalau kebijakan efisiensi ini terus berlanjut tanpa solusi, maka dikhawatirkan banyak hotel akan kesulitan bertahan,” jelasnya.
Terkait kondisi karyawan, Alik menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum melakukan PHK terhadap karyawan tetap. Namun, terdapat penyesuaian pada tenaga kerja harian atau daily worker.
“Kami sesuaikan dengan kondisi bisnis. Jika masih bisa dikerjakan oleh staf internal, kami prioritaskan itu. Bila bisnis sedang ramai, baru kami libatkan pekerja harian. Intinya, bukan memotong rezeki, tetapi menyesuaikan kondisi agar bisa bertahan,” jelasnya.
Daily worker di Hotel Santika, menurutnya, dibatasi maksimal 20 hari kerja per bulan. Jika situasi sedang sepi, hari kerja mereka bisa di bawah angka tersebut, tergantung kebutuhan operasional, kata Alik.
Alik juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi industri perhotelan secara umum, di mana banyak hotel mengalami penurunan pendapatan drastis, bahkan ada yang harus menutup usaha dan melakukan PHK massal. Oleh karena itu, asosiasi seperti PHRI dan IHGMA telah menyampaikan masukan kepada pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung, agar kebijakan efisiensi ini dapat dievaluasi, sambung Alik.
“Industri hotel ini gerbongnya panjang, menyerap banyak tenaga kerja. Kalau tidak ada intervensi atau dukungan, PHK bisa terjadi di mana-mana. Kami bersyukur hingga saat ini masih bisa bertahan tanpa PHK,” pungkas Alik Hidayat.***
Pewarta : sutan mudo
Posting Komentar